Fenomena scrolling tak berujung atau infinite scrolling menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup generasi digital. Dengan keberadaan media sosial, platform streaming, dan aplikasi berita yang dirancang untuk terus-menerus menampilkan konten play228, banyak orang terjebak dalam kebiasaan scrolling yang seolah tidak ada akhirnya. Fenomena ini sering disebut sebagai "brain rot," kondisi di mana otak mengalami kelelahan dan penurunan produktivitas akibat paparan informasi yang berlebihan dan tidak terstruktur.

Brain rot mempengaruhi generasi digital secara signifikan. Tanpa disadari, waktu yang dihabiskan untuk scrolling bisa mengurangi fokus, mempengaruhi kualitas tidur, dan bahkan menghambat kemampuan otak untuk berpikir kritis. Konsumsi informasi secara pasif melalui layar juga dapat menurunkan kapasitas seseorang untuk menyimpan dan mengolah informasi yang penting. Akibatnya, kebiasaan ini bukan hanya menguras waktu tetapi juga menciptakan pola pikir yang kurang produktif dan rentan terhadap stres.

Salah satu penyebab utama dari fenomena ini adalah desain platform digital yang mengutamakan engagement pengguna. Fitur-fitur seperti autoplay, algoritma personalisasi, dan notifikasi terus-menerus dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna selama mungkin. Akibatnya, banyak individu yang kehilangan kendali atas waktu mereka, menjadikan scrolling tak berujung sebagai kebiasaan yang sulit dihindari. Hal ini terutama berbahaya bagi anak muda yang sedang berada dalam fase pembentukan pola pikir dan kebiasaan hidup.

Untuk mengatasi fenomena brain rot, penting bagi generasi digital untuk membangun kebiasaan digital yang sehat. Mengatur waktu penggunaan gawai, mematikan notifikasi yang tidak penting, serta mengalokasikan waktu untuk aktivitas produktif di luar layar dapat membantu mengurangi dampaknya. Selain itu, kesadaran akan pentingnya memilih konten yang bermanfaat juga dapat meningkatkan kualitas waktu yang dihabiskan secara online. Dengan pengelolaan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang mendukung kreativitas dan produktivitas, bukan ancaman bagi kesehatan mental dan kognitif.